Eco Blogger

#BersamaBergerakBerdaya Mengurangi Sampah Makanan

Pecinta roti kayak aku pasti senang kalau beli roti di waktu-waktu tertentu karena ada diskon. Toko roti langgananku biasanya memberikan diskon roti 30% mulai jam 8 malam. Lumayan kan, beli roti kesukaan dengan harga yang lebih murah. Selain itu, dengan membeli roti diskon kita bisa mengurangi sampah makanan loh. Tahukah kamu roti atau donat yang tidak terjual di toko roti itu harus dibuang. Kenapa? karena itu peraturan dari perusahaan tersebut supaya kualitas roti tetap terjaga dan mencegah roti dijual kembali oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di jam tertentu atau menjelang tutup toko roti-roti tersebut akan di diskon. Dengan beli roti diskon kita juga mengurangi sampah makanan penghasil gas metan yang membuat selimut polusi makin tebal.

Selimut polusi yang semakin tebal ini membuat bumi kita semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Sampah Makanan Menghasilkan Gas Metana, Salah Satu Gas Rumah Kaca yang Berbahaya

Pada bulan April lalu gelombang panas atau heatwave menyerang sejumlah negara di wilayah Asia. Termasuk Indonesia. Perubahan iklim telah memicu gelombang panas di India, salah satu negara yang paling parah terpapar gelombang panas.

foto: katadata.co.id

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton.

Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%.

Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang bertajuk Food Waste Index 2021 bahwa Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara. Total sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton tiap tahunnya.

Sampah makanan memiliki dampak yang signifikan terhadap krisis iklim, karena :

– Pembusukan sampah makanan di tempat pembuangan akhir menghasilkan emisi gas rumah kaca, yakni metana. Metana adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dalam mempercepat perubahan iklim.
– Produksi makanan membutuhkan sumber daya seperti air, lahan pertanian, energi, dan input lainnya. Ketika makanan terbuang, sumber daya yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut juga terbuang percuma. Pemanfaatan sumber daya yang tidak efisien berkontribusi terhadap tekanan pada lingkungan dan dapat memperburuk krisis iklim.
– Permintaan akan bahan pangan menyebabkan deforestasi dan konversi hutan menjadi lahan pertanian. Jika makanan terbuang, berarti juga ada kontribusi terhadap pemborosan sumber daya alam dan kerugian habitat yang berharga. Deforestasi juga berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
– Transportasi makanan dari tempat produksi ke konsumen dan pengolahan makanan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ketika makanan dibuang, berarti seluruh rantai pasokan dan energi yang digunakan untuk menghasilkan, memproses, dan mengirim makanan tersebut menjadi sia-sia.

Mengurangi sampah makanan adalah langkah penting dalam mengurangi dampak terhadap krisis iklim. Dengan mengadopsi praktik seperti pengurangan pemborosan makanan, pengolahan kembali sisa makanan menjadi kompos atau energi, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya manajemen makanan yang berkelanjutan, kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meminimalkan dampak sampah makanan terhadap krisis iklim.

Aksi Kecil Untuk Jaga Bumi

Dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2023. Kita bisa lakukan aksi sederhana untuk mengurangi polusi. Teman-teman juga bisa ikutan challenge #BersamaBergerakBerdaya. Posting video aksi kecilmu untuk #BersamaBergerakBerdaya demi mencegah dampak perubahan iklim menjadi semakin buruk

Klik link berikut: https://teamupforimpact.org/team-up-everyday/play dan ikuti challenge yang paling kamu banget. Ada enam pilihan kategori challenge yaitu: Sampah, Makanan, Digital, Energi, Bisnis Hijau, dan Aktivisme. Masing-masing kategori terdiri dari beberapa aktivitas.

Salah satu aksi kecilku beli roti diskon, belajar cara menyimpan makanan, dan belanja di pasar basah adalah aksi kecilku untuk menjaga lingkungan dan bumi. Selalu ku ingat aksi kecil kalau dilakukan bersama-sama bisa memberi dampak besar.

#TeamUpForFood #UntukmuBumiku #TeamUpforImpact #EBSSenior #EcoBloggerSquad

Referensi dan data:

1. https://www.voaindonesia.com/a/bmkg-indonesia-memasuki-periode-el-nino-/7112437.html

2. https://goodstats.id/article/food-waste-index-2021-indonesia-jadi-penghasil-sampah-makanan-terbesar-se-asean-7FgZ2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Banner