mengenal lebih dekat desa nusantara
Eco Blogger

Mengenal Desa Nusantara Menuju Desa Ekologis

Tak banyak yang tahu ada sebuah desa di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan yang berkontribusi baik bagi ekosistem di Indonesia. Nama desa tersebut adalah Desa Nusantara. Di artikel ini aku ingin berbagi informasi menarik tentang komunitas lokal di Desa Nusantara dan bagaimana mereka mengelola sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya ini. Desa yang memiliki luas wilayah mencapai 259.300 Hektar ini awal mulanya adalah program transmigrasi di tahun 1981. Desa ini dinamai Desa Nusantara karena perusahaan yang mendapat tender pembukaan lahan dan pembangunan kawasan transmigrasi pada era Orde Baru di daerah Jalur 27 itu bernama PT Nusantara.

Sejarah Desa Nusantara

Sekitar 40 tahun yang lalu saat itu Jalur 27 masih berupa hamparan rawa gambut yang hanya bisa dijangkau dengan menyusuri sungai menggunakan perahu motor sederhana selama 3 jam dari Palembang. Sekitar 700 keluarga yang berasal dari Kediri, Madiun, Tulungagung, Nganjuk, dan Mojokerto, Pandeglang dan Subang ditempatkan di jalur 27 Ogan Komering Ilir sebagai transmigran.

Di tempat yang baru tersebut belum ada jalan dan listrik. Mereka hanya disediakan rumah panggung dan lahan usaha pertanian seluas 2 hektar. Layanan kesehatan dan fasilitas layanan publik lainnya juga belum ada. Bahkan air untuk kehidupan sehari-hari yang ada hanya air berwarna cokelat kemerahan. Untuk memperoleh air minum setiap keluarga diberikan drum untuk menampung air hujan. Sementara untuk mengelola lahan pertanian mereka disediakan peralatan sederhana berupa parang dan arit.

Bentang rawa gambut yang ditumbuhi belukar yang dikelilingi hutan membuat para transmigran hanya bisa mengolah lahan dengan menanam sukun, singkong dan jagung. Pada tahun 1982 bermodal bibit yang dibawa dari Jawa padi berhasil ditanam tetapi masih dalam skala kecil. Tidak jauh dari pemukiman dan kebun warga terdapat habitat monyet, babi, dan gajah. Tahun 1983-1984 tanaman yang diusahakan gagal karena hama tikus, babi, kera, ulat yang menyerang padi. Gajah juga seringkali rajin mengunjungi kebun tetapi warga tidak mengusir gajah karena gajah melawan.

Wabah Kolera Menyerang

Urusan membenahi kebun dan kerja bakti membangun jalan belum juga selesai wabah kolera menyerang warga yang berlangsung selama 3 bulan.

Keadaan memprihatinkan tersebut memaksa para transmigran menangani sendiri warga yang mengalami muntah muntah dan terus buang air. Penanganan yang dilakukan berupa pemberian ramuan dari daun tertentu dan mengurangi makan dan minum. Ini dilakukan karena tidak tersedianya fasilitas layanan kesehatan. Warga tidak kunjung sembuh, bahkan korban jiwa mulai berjatuhan, diputuskan untuk membawa setiap orang sakit ke puskesmas terdekat.

Untuk menjangkau puskesmas terdekat tidaklah mudah. Perjalanan dimulai dengan menggotong orang yang sedang sakit sejauh 2 kilometer ke dermaga. Dari dermaga harus menunggu perahu yang akan mengantar ke puskesmas.

Kenyataannya tak satupun pasien kolera yang berhasil mencapai puskesmas, semuanya meninggal dalam perjalanan.

Korban meninggal berjatuhan setiap hari. Bahkan pernah terjadi ada 5 orang meninggal dunia dalam sehari. Wabah berakhir pada saat ada helikopter datang dari Jakarta. Mereka memberikan penyuluhan untuk hidup bersih dan membagi oralit.

Cerita Melawan HGU Perusahaan Sawit

Tahun 1995 warga berhasil menemukan cara untuk membabat. Perempuan membantu mengumpulkan rumput yang habis ditebas oleh laki-laki. Selang 10 tahun kemudian sawah tersebut diklaim sebagai HGU milik perusahaan sawit.

Pada tahun 2005 PT. Selatan Agro Makmur Lestari (SAML) mendapat izin prinsip dari Bupati OKI, NO: 460/1998/BPN/26-27/2005, untuk menggarap lahan seluas 42 ribu ha, yang terletak di 18 desa di Kecamatan Air Sugihan, termasuk Desa Nusantara. Di Tahun yang sama perusahaan melakukan pengukuran dan mengklaim sawah sebagai hutan yang tidak pernah dikelola.

Tahun 2007 PT. SAML sudah melakukan pembebasan lahan di 17 Desa. Desa Nusantara menjadi satu-satunya yang menolak pembayaran untuk pembebasan lahan seluas 1.200 hektare.

Orang-orang perusahaan membuat camp dan membangun parit serta melakukan penyekatan agar air tidak memenuhi lahan gambut yang difungsikan menjadi sawah. Tujuannya agar perusahaan bisa mulai melakukan penanaman sawit.

Keadaan tersebut membuat sawah gambut menjadi rentan terbakar. Petani kemudian melakukan perlawanan dengan mengusir orang orang perusahaan yang ngecamp. Sekat-sekat air dibuka untuk mencegah terjadinya kebakaran pada sawah gambut.

Menghadapi tekanan dari perusahaan pada tahun 2010 warga desa Nusantara mendirikan Forum Petani Nusantara Bersatu (FPNB).

Forum menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi warga, menunjuk perwakilan untuk melakukan mediasi dengan warga hingga aksi demonstrasi menolak keberadaan perusahaan.

Aksi penolakan yang terus menerus dilakukan warga memuat 3 orang ditangkap polisi pada tahun 2015.

Tekanan dari perusahaan yang mendapatkan dukungan dari polisi dan pemerintah membuat warga memutuskan untuk menggalan aliansi yang lebih besar dan mempersiapkan kadernya untuk bertarung menjadi kepala desa. tahun 2017 kader FNPB berhasil. Sejak itu tekanan dari perusahaan dan pihak kepolisian jauh berkurang. Hingga memasuki masa pandemi COVID 2019, tekanan terhadap petani nyaris tidak ada lagi.

Setelah pandemi benar benar berlalu, FPNB kembali merapatkan barisan, bersiap mendesak pemerintah membatalkan izin HGU PT. SAML. Di saat bersamaan WALHI Sumatera Selatan yang mendampingi perjuangan petani Desa Nusantara sejak 2012 namun sempat vakum akibat pandemi juga kembali berlanjut.
Pada tahun 2022 FPNB direkomendasikan WALHI Sumatera Selatan mengakses Dana Nusantara untuk membiayai pemetaan partisipatif Desa Nusantara. Pemetaan dipilih sebagai metode pengambilan informasi langsung dari lapangan, khususnya yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat fisik, sejalan dengan itu pemetaan juga bisa mencakup aspek-aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Masyarakat yang hidup dan bekerja di wilayahnya memiliki pengetahuan yang baik mengenai penggunaan lahan, jenis tumbuhan, siklus tanam dan panen sampai kecenderungan iklim dan musim yang berubah.

Oleh WALHI Dana Nusantara Dialokasikan Untuk Mendukung Desa Nusantara

Secara umum Dana Nusantara adalah dana yang diperuntukkan bagi komunitas masyarakat adat yang punya banyak peran dalam menjaga kelangsungan ekosistem di muka bumi ini.

Desa Nusantara merupakan desa yang bentang alamnya adalah gambut salah satu karakteristik bentang alam nusantara yang kaya. Kekayaan alam Indonesia berpengaruh besar terhadal keanekaragaman hayati. Jika keanekaragaman hayati di darat dan di laut di gabung maka Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Tahukah teman-teman pembaca inimulti.com saat ini Indonesia terdapat 24juta hektar perkebunan sawit.

Akibat dari kekeliruan dalam pengelolaan sumber daya alam bentang alam Indonesia menjadi sangat rentan bencana. Data yang dikeluarkan BNPB mencatat total bencana tahun 2022 sebanyak 1.945 bencana.

Apa yang Dilakukan WALHI

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia yang beranggotakan organisasi-organisasi yang punya kepedulian terhadap lingkungan hidup. Organisasi yang tergabung dalam WALHI jumlahnya 1.946 organisasi.

Upaya kolektif untuk mengurangi dampak krisis iklim dan bencana ekologis yang menjadi konsen WALHI untuk saat ini.

WALHI merespon pengelolaan sumber daya alam yang berujung pada kehancuran dan bencana yang kita alami yakni mempromosikan pengakuan dan perlindungan Wilayah Kelola Rakyat atau WKR sebagai model pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada pemulihan ekosistem.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Banner