program dayama sinergikan startup dan komunitas
Info Menarik

Program Dayamaya Ajak Startup dan Komunitas Beri Solusi Tepat Guna di Daerah 3T

Teman-teman pernah mendengar sebutan daerah 3T di Indonesia?. Jika belum, daerah 3T itu adalah daerah yang Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Nah, kalau di Kalimantan Barat daerah yang termasuk dalam 3T adalah Sambas, Bengkayang, Landak, Ketapang, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, dan Kayong Utara. Disebut sebagai daerah 3T karena sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang tapal batas Indonesia. Karena letak daerah yang berada cukup jauh dari ibu kota provinsi menjadikan daerah 3T pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat dikarenakan pembangunan invrastruktur yang masih belum merata. Untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan program Dayamaya. Program Dayamaya ajak Startup dan Komunitas beri solusi tepat guna di Daerah 3T. Para pelaku Startup eCommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.

Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah, Danny Januar Ismawan menyatakan bahwa “Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik”

Dari 18 inisiatif ada 3 yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin. Seperti apa ketiga inisiatif ini? Aku akan uraikan satu persatu.

3 Inisiatif yang telah memberikan kontribusi kepada masyarakat daerah 3T

1. Atourin

Sesuai namanya yang sekilas kalau kita baca “aturin”, Atourin merupakan perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.

Menurut informasi dari Tim Operasional Atourin, Reza Permadi bahwa pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.

Salah satu program yang dilakukan Atourin yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Mereka diajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara

pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia

2. Cakap

Setali tiga uang dengan Atourin, Cakap merupakan platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris.

Pada tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap berkontribusi menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).

Tommy Yunus selaku CEO Cakap mengatakan kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.

Di masa pandemi ini Cakap menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah.

Tommy Yunus juga menjelaskan bahwa dengan mengikuti pelatihan peserta nantinya akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.

Caranya bagaimana? Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara,Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta.

3. Jahitin Academy

Kalau dua inisiatif tadi untuk meningkatkan kemampuan SDM dari sisi bahasa dan meng-guide tamu, maka Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.

Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow. Selain itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Sebagai dampaknya, saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.

Kesimpulan

Potensi ekonomi digital di daerah 3T mempunyai peluang besar. Kita bisa turut membantu meramu potensi pariwisata atau pertumbuhan ekonomi di daerah 3T yaitu dengan cara share informasi ini kepada teman atau saudara kita. Supaya lebih banyak lagi masyarakat dapat merasakan manfaat dari startup ini. Semoga dengan adanya 3 startup ini dapat menggeber potensi ekonomi daerah 3T secara digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Banner